Profil Desa Mendak

Ketahui informasi secara rinci Desa Mendak mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Mendak

Tentang Kami

Profil Desa Mendak, Delanggu, Klaten. Mengungkap dualisme ekonomi yang unik: sebagai bagian dari lumbung padi berkualitas Kecamatan Delanggu, sekaligus menjadi pusat industri pengecoran logam (cor) yang produktif dan diakui secara nasional.

  • Ekonomi Dua Pilar

    Desa Mendak memiliki struktur ekonomi ganda yang langka, di mana sektor pertanian padi premium berjalan berdampingan secara seimbang dengan sektor industri manufaktur berupa pengecoran logam.

  • Sentra Pengecoran Logam Nasional

    Desa ini merupakan salah satu pusat utama industri pengecoran logam skala menengah di Indonesia, yang memproduksi berbagai komponen untuk proyek infrastruktur dan industri di seluruh negeri.

  • Harmoni Kultur Agraris dan Industrial

    Masyarakatnya menampilkan perpaduan etos kerja yang unik, menggabungkan kesabaran dan ketekunan khas petani dengan presisi, kekuatan dan kegigihan khas pekerja industri logam.

XM Broker

Di dalam konstelasi Kecamatan Delanggu yang tersohor sebagai lumbung padi berkualitas, Desa Mendak memancarkan sebuah anomali yang menakjubkan. Desa ini merupakan sebuah panggung di mana dua dunia yang kontras—pertanian dan industri berat—bertemu dan berpadu secara harmonis. Di satu sisi, hamparan sawahnya yang hijau dan subur menegaskan perannya sebagai bagian dari warisan Beras Delanggu. Namun di sisi lain, kepulan asap dari tungku-tungku pembakaran dan dentingan logam menjadi penanda bahwa desa ini juga merupakan jantung dari industri pengecoran logam yang produktif. Inilah Desa Mendak, sebuah potret harmoni antara tanah dan api, antara ketahanan pangan dan kekuatan manufaktur.

Geografi dan Lanskap Ekonomi Ganda

Desa Mendak terletak di Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, dengan luas wilayah sekitar 101,40 hektare. Secara geografis, desa ini berbatasan dengan beberapa desa lain, di antaranya Desa Jetis, Desa Kepanjen, Desa Banaran, dan Desa Sabrang. Seperti desa-desa lain di Delanggu, Mendak dianugerahi tanah yang subur dan sistem irigasi teknis yang andal, menjadikannya lokasi ideal untuk budidaya padi varietas unggul.

Namun yang membuat lanskap Desa Mendak unik ialah pemandangan yang kontras. Di beberapa sudut desa, terhampar sawah yang tertata rapi. Namun tidak jauh dari sana, berdiri bengkel-bengkel kerja atau foundry tempat para pengrajin logam melebur dan mencetak besi. Pemandangan tumpukan pasir cetak, produk logam setengah jadi, dan tungku pembakaran menjadi bagian tak terpisahkan dari tata ruang desa, berdampingan dengan aktivitas pertanian yang tenang dan teratur.

Demografi dan Komunitas Pengrajin Logam

Berdasarkan data kependudukan terbaru, Desa Mendak dihuni oleh 2.367 jiwa yang tergabung dalam 764 Kepala Keluarga (KK). Struktur demografi ini mencerminkan dualisme ekonominya. Sebagian penduduknya masih setia pada profesi sebagai petani, melanjutkan tradisi agraris yang telah menghidupi leluhur mereka. Namun, sebagian besar lainnya, terutama kaum laki-laki, merupakan para pengusaha dan pekerja terampil di sektor pengecoran logam.

Keahlian dalam melebur dan mencetak logam ini merupakan sebuah keterampilan yang diwariskan secara turun-temurun. Banyak bengkel cor yang beroperasi saat ini merupakan usaha keluarga yang telah dirintis sejak puluhan tahun lalu. Regenerasi terjadi secara alami, di mana anak-anak muda belajar langsung dari orang tua mereka, menciptakan sebuah komunitas pengrajin logam yang solid dengan keahlian spesifik yang sulit ditiru.

Pemerintahan Desa dalam Simpang Dua Potensi

Pemerintahan Desa Mendak, di bawah kepemimpinan Ibu Dra. Sri Haryani, mengemban amanah untuk mengelola dan mengembangkan dua potensi besar yang memiliki karakteristik dan kebutuhan yang sangat berbeda. Kebijakan pemerintah desa harus mampu mengakomodasi kepentingan para petani sekaligus para pengusaha cor logam.

Dukungan untuk sektor pertanian diwujudkan melalui pemeliharaan infrastruktur irigasi dan fasilitasi program-program pertanian. Sementara itu, untuk industri pengecoran logam, tantangannya lebih kompleks. Pemerintah desa berperan dalam pembinaan UMKM, membantu dalam hal perizinan, serta menjadi mediator dalam isu-isu lingkungan dan keselamatan kerja yang melekat pada industri ini. Kemampuan untuk menyeimbangkan dukungan terhadap kedua sektor ini menjadi kunci keberhasilan pembangunan desa.

Dua Pilar Ekonomi: Wajah Hijau dan Wajah Membara

Perekonomian Desa Mendak berdiri kokoh di atas dua pilar yang sama kuatnya. Pilar pertama ialah "Wajah Hijau", yaitu sektor pertanian. Sebagai bagian dari ekosistem Delanggu, desa ini berkontribusi dalam menjaga reputasi Beras Delanggu sebagai produk premium. Para petani di Mendak dengan tekun menanam padi varietas unggul yang hasilnya diserap oleh pasar regional.

Pilar kedua merupakan "Wajah Membara", yaitu industri pengecoran logam. Ini ialah identitas unik yang membuat Desa Mendak dikenal di kancah nasional. Produk yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari komponen infrastruktur seperti penutup lubang got (manhole cover), saringan air (grill), dan tiang lampu jalan, hingga komponen permesinan untuk industri pertanian dan manufaktur. Produk-produk dari Mendak telah dikirim ke berbagai proyek pembangunan di seluruh Indonesia, membuktikan kualitas dan daya saingnya.

Etos Kerja Masyarakat: Antara Sabar dan Giat

Dualisme ekonomi ini melahirkan etos kerja yang unik di tengah masyarakat. Kultur agraris menanamkan nilai kesabaran, ketekunan, dan ketergantungan pada siklus alam. Di sisi lain, industri logam menuntut etos kerja yang berbeda: kegigihan, kekuatan fisik, presisi, dan keberanian dalam menghadapi risiko kerja yang tinggi. Perpaduan dua karakter ini membentuk masyarakat Mendak yang ulet, tidak mudah menyerah, dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Seringkali dalam satu keluarga, sang ayah bisa menjadi pengusaha cor logam, sementara kerabat lainnya menjadi petani, menciptakan diversifikasi ekonomi bahkan di tingkat keluarga.

Tantangan Lingkungan dan Peluang Inovasi

Di balik potensinya yang besar, Desa Mendak menghadapi tantangan yang tidak ringan. Industri pengecoran logam secara inheren menghasilkan dampak lingkungan berupa asap dari proses peleburan dan limbah padat berupa terak atau kerak sisa peleburan. Pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dan peningkatan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi agenda prioritas yang harus terus diupayakan.

Di sisi lain, peluang inovasi sangat terbuka. Ke depan, industri cor logam di Mendak dapat didorong untuk mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan tungku yang lebih efisien atau sistem penyaringan asap. Peningkatan standar produk melalui sertifikasi (seperti SNI) akan membuka akses ke pasar yang lebih premium, termasuk proyek-proyek pemerintah berskala besar. Pemasaran melalui platform digital juga dapat memotong rantai distribusi dan menghubungkan produsen langsung dengan pembeli di seluruh negeri.

Secara keseluruhan, Desa Mendak ialah sebuah fenomena. Ia membuktikan bahwa lumbung pangan dan pusat industri berat dapat hidup berdampingan dalam satu wilayah administrasi desa yang harmonis. Desa ini merupakan simbol dari kerja keras dan kemampuan adaptasi masyarakat pedesaan, yang mampu mengubah api dan logam menjadi sumber kesejahteraan, tanpa melupakan tanah subur yang menjadi warisan utamanya.